MotoBike - Hanya gara-gara sokbreker belakang mati, Reno, pembesut Honda Blade lansiran 2010 asal Condet, Kampung Tengah, Jaktim memutuskan merombak besutannya biar lebih sporti dan kekar. Apa hubungannya?
“Awalnya sok belakang mati, padahal belum genap 1 tahun. Setelah saya komplain ke dealernya, ternyata garansi kerusakan tidak berlaku lagi. Dikarenakan jarak tempuh sudah di atas ketentuan. Mau enggak mau ya mesti ganti baru,” ungkap pria umur 30 tahun ini.
Ogah pusing dan berakibat fatal, pria yang suka tunggangan model monosok ini langsung ke dealer Yamaha untuk tebus swing arm Jupiter MX dan monosok aftermarket YSS model MX untuk menggantikan sokbreker tunggangannya yang rusak. Lho kok, malah beli sok Jupiter MX?
Eits, simak dulu Bro! “Sebelumnya saya sudah konsultasi di bengkel modif Phoenix Custom (PC) untuk menanyakan apakah Blade ini bisa dibikin monosok? Ternyata bisa. Disarankan pakai swing arm sekaligus monosok MX. Makanya saya langsung belanja part itu,” beber bapak 1 anak ini.
Namun setelah peranti tersebut diaplikasi oleh Ujang, mekanik PC, ternyata kurang matching. “Antara pelek orisinalnya dengan swing arm MX, menyisakan celah terlalu lebar. Kalau diperhatikan malah jelek,” yakin Ujang.
Untuk atasi hal tersebut, mekanik yang ngepos di Jl. Raya Bekasi Timur No.2, Cipinang, Jaktim ini aplikasi pelek copotan Bajaj Pulsar 200 (lebar 2,5 inci & 3,5 inci) sekaligus as roda dan bos-nya. Yang kemudian dibalut ban Corsa 100/70-17 (depan) dan Pirelli 130/70-17 (belakang).
“Penyesuaian untuk pasang pelek tersebut enggak banyak. Untuk bagian depan, saya pakai bos as roda Pulsar 200 yang semula tebalnya 3 cm dibubut jadi 2 cm. Lalu untuk belakang, lubang as roda pada swing arm MX saya gedein menyesuaikan diameter as roda Pulsar,” imbuhnya.
Namun setelah semua peranti kaki-kaki terpasang, muncul masalah baru. Antara ban belakang dengan bodi belakang Blade kurang matching. “Ban terlalu nongol serta bodi belakang kelihatan cungkring. Kebanting dengan kaki-kaki yang sudah tambah gambot. Solusinya ya bikin buntut baru berbahan fiber bergaya Honda
“Awalnya sok belakang mati, padahal belum genap 1 tahun. Setelah saya komplain ke dealernya, ternyata garansi kerusakan tidak berlaku lagi. Dikarenakan jarak tempuh sudah di atas ketentuan. Mau enggak mau ya mesti ganti baru,” ungkap pria umur 30 tahun ini.Ogah pusing dan berakibat fatal, pria yang suka tunggangan model monosok ini langsung ke dealer Yamaha untuk tebus swing arm Jupiter MX dan monosok aftermarket YSS model MX untuk menggantikan sokbreker tunggangannya yang rusak. Lho kok, malah beli sok Jupiter MX?
Eits, simak dulu Bro! “Sebelumnya saya sudah konsultasi di bengkel modif Phoenix Custom (PC) untuk menanyakan apakah Blade ini bisa dibikin monosok? Ternyata bisa. Disarankan pakai swing arm sekaligus monosok MX. Makanya saya langsung belanja part itu,” beber bapak 1 anak ini.Namun setelah peranti tersebut diaplikasi oleh Ujang, mekanik PC, ternyata kurang matching. “Antara pelek orisinalnya dengan swing arm MX, menyisakan celah terlalu lebar. Kalau diperhatikan malah jelek,” yakin Ujang.
Untuk atasi hal tersebut, mekanik yang ngepos di Jl. Raya Bekasi Timur No.2, Cipinang, Jaktim ini aplikasi pelek copotan Bajaj Pulsar 200 (lebar 2,5 inci & 3,5 inci) sekaligus as roda dan bos-nya. Yang kemudian dibalut ban Corsa 100/70-17 (depan) dan Pirelli 130/70-17 (belakang).“Penyesuaian untuk pasang pelek tersebut enggak banyak. Untuk bagian depan, saya pakai bos as roda Pulsar 200 yang semula tebalnya 3 cm dibubut jadi 2 cm. Lalu untuk belakang, lubang as roda pada swing arm MX saya gedein menyesuaikan diameter as roda Pulsar,” imbuhnya.
Namun setelah semua peranti kaki-kaki terpasang, muncul masalah baru. Antara ban belakang dengan bodi belakang Blade kurang matching. “Ban terlalu nongol serta bodi belakang kelihatan cungkring. Kebanting dengan kaki-kaki yang sudah tambah gambot. Solusinya ya bikin buntut baru berbahan fiber bergaya Honda
